Biografi
TUGAS kolom
Nama penulis : Afniati
Intansi : SMA N I Padang Ganting
Pengalaman yang takterlupakan
Saya sepasang bersaudara, kakak saya laki-laki telah menikah 3 tahun yang lalu. Kakak saya dijodohkan dengan orang yang disenangi oleh Ibu saya. Kini tiba giliran saya juga dijodohkan dengan pilihan ibu. Saya sebagai anak menuruti apa kata ibu, setelah urusan pinang meminang, dan penetuan hari pernikahan serta resepsi sudah selesai, kami mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk acara pernikahan nantinya. Saya ditanya olek pihak mamak apakah kamu setuju dijodohkan tanpa ada perkenalan terlebih dahulu, saya menjawab saya setuju asalkan ia mau dengan saya.
Setelah 2 minngu kemudian kami mendapat berita bahwa calon suami saya telah menghilang dari kampung, kabarnya ia telah pergi bersama pilihannya sendiri. Mendengar berita ini, saya biasa-biasa saja karena itu namanya bukan jodoh. Ibu merasa frustrasi dan ingin mencari pengganti calon suami saya secepatnya, agar hari pernikahan yang sudah dibuat tidak berubah.
Ibu pergi menemui orang tua angkatku, dan menanyakan apakah anakkita ini ada calon yang cocok untuknya. Ibu angkat menjawab disini banyak orang yang cocokuntuk anak kita tapi sayangnya tidak ada yang pendidikannya yang sama apalagi melebihi pendidikan anak kita. Kataibu saya biarlah pendidikannya cukup tamatan SLTA. Ibu tidak sabar ingin melihat siapa calon menantunya, dan mengusulkan agar perkenalan cepat dilaksanakan.
Setelah perkenalan ibu dengan calon menantunya, dilanjutkan perkenalan dengan orang tua calon suami saya. Setelah kata sepakat ditemui maka kami pulang kerumah. Mempersiapkan hari pernikahan saya 29 desember 2089. Perlengkapan pakaian untuk pernukahan saya Alhamdulillah orang tua angkat saya yang menyediakan ( yang dipinjamkan pada tetangganya ).
Dihari pernikahan itu ayah calon suami saya berpakaian jas lengkap, sedangkan calaon suami saya memakai bajuputih celana hitam. Waktu itu umumnya semua orang beranggapan bahwa mempelai laki-lakinya adalah orang yang memakai jas. Dan ia berbisik-bisik mengatakan mempalainya sudah tua.
Tugas: edit
Nama penulis : Afniati
Intansi : SMA N I Padang Ganting
PENGALAMAN YANG TAKTERLUPAKAN
Saya sepasang bersaudara, kakak saya laki-laki telah menikah 3 tahun yang lalu. Kakak saya dijodohkan dengan orang yang disenangi oleh Ibu saya. Kini tiba giliran saya juga dijodohkan dengan pilihan ibu. Saya sebagai anak menuruti apa kata ibu, setelah urusan pinang meminang, dan penetuan hari pernikahan serta resepsi sudah selesai, kami mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk acara pernikahan nantinya. Saya ditanya olek pihak mamak apakah kamu setuju dijodohkan tanpa ada perkenalan terlebih dahulu, saya menjawab saya setuju asalkan ia mau dengan saya.
Setelah 2 minggu kemudian kami mendapat berita bahwa calon suami saya telah menghilang dari kampung, kabarnya ia telah pergi bersama pilihannya sendiri. Mendengar berita ini, saya biasa-biasa saja karena itu namanya bukan jodoh. Ibu merasa frustrasi dan ingin mencari pengganti calon suami saya secepatnya, agar hari pernikahan yang sudah dibuat tidak berubah.
Ibu pergi menemui orang tua angkat saya, dan menanyakan apakah anak kita ini ada calon yang cocok untuknya. Ibu angkat menjawab disini banyak orang yang cocok untuk anak kita tapi sayangnya tidak ada yang pendidikannya yang sama apalagi melebihi pendidikan anak kita. Kata ibu saya biarlah pendidikannya cukup tamatan SLTA. Ibu tidak sabar ingin melihat siapa calon menantunya, dan mengusulkan agar perkenalan cepat dilaksanakan.
Setelah perkenalan ibu dengan calon menantunya, dilanjutkan perkenalan dengan orang tua calon suami saya. Setelah kata sepakat ditemui maka kami pulang ke rumah. Mempersiapkan hari pernikahan saya 29 desember 1989. Perlengkapan pakaian untuk pernikahan saya Alhamdulillah orang tua angkat saya yang menyediakan (yang dipinjamkan pada tetangganya).
Di hari pernikahan itu ayah calon suami saya berpakaian jas lengkap, sedangkan calaon suami saya memakai bajuputih celana hitam. Waktu itu umumnya semua orang beranggapan bahwa mempelai laki-lakinya adalah orang yang memakai jas. Dan ia berbisik-bisik mengatakan mempelainya sudah tua.